Manga

Memperingati 100 Hari Kematian Sang Bapak Dragon Ball Akira Toriyama (Bag.1)

75
×

Memperingati 100 Hari Kematian Sang Bapak Dragon Ball Akira Toriyama (Bag.1)

Sebarkan artikel ini
Memperingati 100 Hari Kematian Sang Bapak Dragon Ball Akira Toriyama (Bag.1) Admin

Bulan Maret 2024 lalu, kabar mengejutkan datang dari dunia Manga. Akira Toriyama pencipta serial manga Dragon Ball meninggal dunia. Kabar ini tentu saja menggemparkan seluruh Jepang, bahkan dunia. Semenjak saat itu dunia manga menjadi tidak baik-baik saja, mereka yang berkecimpung dalam dunia manga sangat kehilangan sosok sang inspirator.

Ya dunia manga memang menjadi tidak baik-baik saja setelah kematian Toriyama, bahkan pengarang Manga One Piece Eiichiro Oda mengajukan istirahat selama tiga minggu, cuti untuk menjaga kesehatan dirinya dan sekaligus mengambil jeda agar perasaannya menjadi tenang kembali setelah menerima kabar kehilangan Toriyama Sensei.

Saya ingin mundur beberapa tahun ke belakang, lebih tepatnya sekitar dua dekade silam, ketika saya masih kecil, di mana masa kecil saya ditemani oleh tayangan-tayangan seperti Dragon Ball dan Dr. Slump. Dua manga yang dianimasikan dan beredar di siaran televisi swasta nasional Indonesia. Yang saya ingat Dragon Ball tayang di Indosiar pada hari minggu jam 9 pagi, dan Dr. Slump tayang di SCTV dari senin sampai kamis jam 8.30 (ini kalau ingatan saya tidak salah, mohon dimaafkan)

Ya begitulah masa-masa kecil saya sebagian banyak dihabiskan untuk menonton dan bermain Play Station. Dan setelah agak remaja, saya baru tahu bahwa Dragon Ball yang saya saksikan dari kecil itu adalah karangan dari Akira Toriyama, yang digadang-gadang sebagai legenda manga Jepang, bahkan mungkin dunia. Karena dari karya-karyanya itu kemudian nanti akan muncul manga-manga kanon, karena ia menjadi sosok menginspirasi bagi mangaka setelahnya seperti Eiichiro Oda dengan manga One Piece yang menjadi salah satu manga terlaris sepanjang masa. Lalu Masashi Kishimoto pembuat manga Naruto dan Tite Kubo sebagai pembuat Manga Bleach.

Ketiga mangaka ini mengakui peran dan pengaruh dari Akira Toriyama sensei dalam karyanya. Sehingga sekarang tiga manga mereka disebut-sebut sebagai The Big Three Shonen yang merajai dunia Manga di era ini.

Mengingat masa kecil, maka mau tidak mau saya juga akan mengingat dengan apa yang saya tonton, apa yang saya dengar, dan apa yang saya baca. Film kartun dulu menjadi satu barang mewah, umpamanya televisi yang tidak setiap orang memilikinya, dan generasi di atas saya harus mencari rumah orang yang memiliki televisi untuk bisa menonton di sana. Dan ini saya alami benar di tahun 90 dan 2000-an awal. Tapi saya merasa termasuk anak yang beruntung karena bisa menonton anime Dragon Ball Z & GT hingga tamat, yang masih saya ingat ketika tamat saat saya menginjak kelas Dua SMP. Jadi bisa dibayangkan berapa tahun saya ditemani oleh serial manga dan anime ini, dan sampai sekarang pun serial ini masih ada, dengan judul baru yakni Dragon Ball Super.

Dragon Ball dan Dr. Slump. Dua manga yang dibuat oleh orang yang sama dan kebetulan mengisi masa kecil saya dengan hal-hal menakjubkan (selain Doraemon & Digimon). Saya haqqul yakin, Son Goku dan Arale sanga MC di kedua Manga di atas begitu sangat menghibur anak-anak generasi saya dari segala kalangan, entah dari anak kalangan melarat maupun dari anak-anak dengan balung sugih. Semua mendapatkan tempat, semua sama-sama menikmati petualangan bersama Goku dan Arale. Nilai-nilai dan pelajaran yang terkandung di dalam Dragon Ball misalnya, pun sangat beragam, dan ini tentu saja bisa menjadi bekal pendidikan karakter orang tua. Bahwa Dragon Ball tidak hanya memberikan semacam pelajaran untuk bertarung dan menjadi kuat di atas segalanya. Tetapi juga ada pelajaran setia kawan, berpihak kepada kebenaran dan keadilan, tetap tersenyum, ceria, semangat, dan berusaha dalam situasi apapun, serta memiliki tujuan dan cita-cita dalam menjalani kehidupan.

Bukankah nilai-nilai ini dan pendidikan karakter ini sangat dibutuhkan oleh generasi sekarang, yang seringkali ngeluh sebelum berusaha, atau yang dikit-dikit healing padahal belum berupaya untuk tahan banting. Siapa yang dapat membantah pesan-pesan pendidikan karakter dalam Dragon Ball ini?

Almarhum Akira Toriyama sudah menunjukkan kepada kita bagaimana seorang bocah itu harusnya diperlakukan, kita sebagai orang yang mengaku dewasa harus menjaga imajinasi bocah dan tidak boleh dikekang. Karena di sinilah letak perkembangan kognitif anak, yang harus terus dijaga dan dikembangkan.

Tinggalkan Balasan